SURYA Online, SURABAYA – Tak hanya lulus cumlaude, mahasiswa Teknik Informatika, Institut Teknologi Adhi Tama Surabaya (ITATS) ini juga menghasilkan karya inovatif berupa mesin pencari (search engine) jurnal ilmiah. Dia juga keyboardist yang meraih beberapa penghargaan musik.

Bagi mahasiswa yang kini tengah menyusun skripsi dan butuh literatur jurnal ilmiah bisa memanfaatkan karya Septiyawan. Sistem rekomendasi jurnal yang dibuat mahasiswa kelahiran 25 September 1991 ini menyerupai mesin pencari data yang sudah termasyur, Google. Hanya logo-nya didesain beda, dengan kata “jurnal” sebagai penanda.

Untuk mencari jurnal yang diinginkan, pengunjung bisa langsung menuliskan kata kuncinya.
Dalam beberapa detik akan keluar hasil pencarian yang diinginkan.

“Yang membedakan dengan google, pengunjung harus login dulu sebelum melihat jurnal. Dan otomatis dia akan menjadi member kami,” kata Septiyawan saat ditemui usai pembekalan wisuda di kampusnya, Kamis (4/12/2014).

Keuntungan menjadi user, admin akan memberikan rekomendasi dari jurnal-jurnal terbaik yang diinginkan dalam format PDF.

Masing-masing jurnal akan menampilkan tanda like atau unlike. Semakin banyak jurnal mendapat like maka dia akan muncul di urutan awal saat kata kuncinya dimasukkan dalam mesin pencari.

Pria yang akrab disapa Rossy ini telah meng-upload lebih dari 300 jurnal ilmiah yang bisa dipilih. Kebanyakan dia dapat dari dosen serta upload jurnal-jurnal yang sengaja dipublikasikan oleh penelitinya.

“Saya tidak bisa sembarangan meng-upload jurnal karena ini berkenaan dengan hak atas kekayaan intelektual penelitinya. Jadi saya harus minta izin dulu,”aku pria asli Magetan.

Rossy sengaja memilih jurnal karena dia ingin mengembangkan dunia pendidikan, terutama bidang  penelitian.

Sistem ini sudah dipasang di Laboratorium Komputer ITATS agar bisa dimanfaatkan mahasiswa, terutama mahahasiswa tingkat akhir yang membutuhkan bahan skripsi.

Sebelum memublikasikan sistem buatannya di dunia maya, Rossy akan menyempurnakan sistemnya hingga tingkat akurasinya sempurna (100 persen).

Saat ini sistem yang dibuat dengan menggunakan pendekatan Collaborative Filtering berdasarkan metode Native Bayes ini tingkat akurasi rekomendasi masih berkisar antara 60 hingga 75 persen. “Saya juga akan menambahkan fitur-fiturnya,”imbuhnya.

Peraih IPK 3,83 ini pun sudah siap dengan konsekuensi jika sistemnya ini terpublikasi, yakni menyediakan tenaga admin yang siap melayani setiap permintaan dari pengunjung.
“Alhamdulillah kalau sampai sistem ini nanti disukai, semoga saja”kata Septiyawan yang kini menjadi asisten dosen dan asisten laboratorium multimedia.

Karya sistem rekomendasi jurnal ini bukan kali ini dihasilkannya. Bersama teman-temannya dia juga membuat sebuah game berbasis android. Dan menariknya, aktivitas itu tidak mengganggu kuliahnya.

Dia bahkan masih menyempatkan waktu untuk memenuhi kegemaran bermusik. Sejak tiga tahun silam dia tercatat sebagai personel Sugar Cane Band. Band beraliran pop dan jazz ini sering tampil di sejumlah pergelaran di Surabaya, Sidoarjo, dan Malang.

Dia dan band-nya juga beberapa kali menjuarai lomba seperti band indie Zombie yang digelar Sonora FM tahun 2011 dan juara festival band saat masih di SMAN 1 Magetan.

“Awalnya suka band karena ada dispensasi izin saat sekolah. Dan ternyata keterusan sampai sekarang jadi hobi yang menghasilkan,”aku sulung dari dua bersaudara.

Saat ditanya cara membagi waktunya? Rossy mengaku tidak memiliki jadwal khusus. Dia hanya menjalani aktivitasnya dengan santai.

“Semua ktivitas saya awali dari kampus. Di kontrakan saya hanya mandi dan tidur saja, selebihnya saya awali dari kampus, termasuk aktivitas band,”akunya.

ITATS Sabtu besok (6/12/2014)  di Gramedia Expo (Dyandra Convention Center) Surabaya mewisuda 400 wisudawan. Terdiri 397 wisudawan S1 (termasuk Rossy) dan empat wisudawan pascasarjana.

Gatot Basuki Hari Mukti, panitia wisuda ke-51 (Sarjana) dan ke-13 (Pascasarjana) ITATS mengungkapkan wisuda kali ini istimewa karena belum lama ini ITATS mendapat penghargaan Perguruan Tinggi Unggulan Kelompok Institut 2014.

Gelar ini mengulangi tahun-tahun sebelumnya serta melengkapi gelar lain seperti Juara 1 Lomba Eco Campus Kota Surabaya 2013.

Menyambut ASEAN Economic Community 2015, ITATS menyiapkan diri dengan meningkatkan dan mengembangkan sarana dan prasarana kebutuhan proses belajar mengajar.

“Kami juga meningkatkan kemampuan tenaga didik tugas belajar agar eksis di regional, nasional, maupun internasional,”tandasnya.

Sumber: surabaya.tribunnews.com/2014/12/05/lulusan-terbaik-itats-pencipta-mesin-pencari-jurnal-juga-hobi-bermusik