SURYA Online, SURABAYA – Tak banyak permainan digital (game) yang mengesplore kekayaan lokal (daerah) di Indonesia.  Salah satunya Game Jogo, ciptaan mahasiswa Teknik Informatika, Institut Teknologi Adhi Tama Surabaya (ITATS).

Game ini memakai maping Taman Bungkul, dan Satpol PP menjadi subyeknya.

Kesan sangar, anarkis dan kejam yang sering ditujukan untuk anggota Satpol PP Surabaya tak tampak di game ini.

Justru di game ciptaan Singgih Guritno Aji, Angga Adi Widodo, Widyanto Dwi P, Rifa Humam M dan Agus Fajar ini, petugas Satpol PP dikesankan santun dalam proses penertiban.

Masuk dalam game ini, pemain langsung disuguhkan map (peta) Taman Bungkul di segala sudutnya dalam gambar tiga dimensi (3D). Termasuk kegiatan apa saja yang ada di dalamnya.

“Untuk membuat map ini kami merekam Taman Bungkul dari luar, dalam maupun dari atas sehingga tampak seluruhnya,”terang Singgih Guritno Aji saat ditemui di Laboratorium Komputer, ITATS, Kamis (11/12/2014).

Diakui Singgih, sebelum memutuskan untuk memakai maping Taman Bungkul, dia dan teman-temannya lebih dulu memakai maping Surabaya secara keseluruhan. Pada saat proses pembuatan, tidak ada masalah.

Tetapi ketika maping yang sudah dikerjakan dua minggu itu dimainkan, ternyata komputernya hang karena kapasitasnya terlalu besar.

“Dan saat itu kami belum sempat memback up nya sehingga harus mengulangi dari awal lagi. Itu terjadi dua kali,”aku Widyanto, mahasiswa lainnya.

Taman Bungkul dipilih karena ini ikon Surabaya yang sudah mendapat apresiasi dari nasional maupun dunia internasional. Selain sebagai sarana rekreasi taman ini juga menjadi tempat ziarah umat muslim.

Ke depan mereka akan memperluas mapingnya dengan menambah tugu pahlawan, kebun binatang surabaya, hingga suramadu serta jalur angkutan umum. ”Sehingga game ini tak hanya menjadi permainan tetapi juga panduan orang luar Surabaya yang datang ke sini,”kata Widyanto yang alumnus SMA Barunawati, Surabaya.

Menariknya, setting suasana di game ini real time mengikuti jam komputer. Ketika siang hari akan terlihat cahaya matahari, tetapi ketika jam di komputer menunjukkan malam hari setting akan berubah dengan suasama redup dan lampu taman di beberapa bagian.

Laiknya game developer lain, game Jogo ini memuat misi-misi yang harus dilakukan oleh tokoh (karakter) yang dimainkan. Ada misi menghadap komandan dan melakukan patroli. Lalu misi rasia reklame, rasia pedagang kaki lima serta razia anak sekolah.

”Penertiban ini jauh dari unsur anarkis karena tidak ada adegan pukul memukul dan adegan kekerasan lain. Semua terlihat tertib,”terang mahasiswa semester 7.

Laiknya game GTA, cara memainkan game ini menggunakan keyboard dan mouse yang umum dipakai.

”Jadi kalau yang sudah biasa main game developer tidak akan kesulitan memainkannya,”ujarnya.

Meski belum dipublis, game ini ternyata cukup populer dikalangan gamer Indonesia. Ini terjadi karena Singgih dan teman-temannya bersama dosen pembimbing Andy Rachman cukup rajin mengenalkan game nya di sejumlah kompetisi dan pameran para gamer nasional maupun International.

Bahkan di ajang Researce Expo Competition 2014 for Asia belum lama ini, game Jogo ini masuk dalam peringkat 26, mengungguli game dari negara lain se Asia.

Game ini juga diikutikan di ajang game developer gathering di Jakarta minggu lalu. Hasilnya ada salah satu publisher dari China yang tertarik untuk memasarkan game ini. Tawaran itu tidak serta merta mereka iyakan karena Singgih dan teman-temannya masih perlu menyempurnakan gamenya.

”Insya Allah akhir tahun 2015 kami baru melaunching game ini dengan penambahan ikon, karakter, maping dan dibuat leveling. Kalau bisa kami juga ingin memasukkan ke android dengan dibuat dua dimensi sehingga bisa dinikmati semuanya,”katanya.

Game Jogo ini bukan satu-satunya game yang diciptakan mereka. Ada lebih dari sembilan game yang sudah mereka hasilkan. Salah satunya game Tooth Kids yang sudah dipublikasikan ke Mobomarket dan di-download lebih dari 1,5 juta pengunjung. Ada juga game membersihkan sampah (Oh My River) yang sudah banyak dipakai.

Mereka berharap Game Jogo yang dibuat selama sebulan penuh ini nantinya bisa diterima masyarakat.

”Jadi tidak sia-sia kami lempur seharian, bahkan dua hari tidak tidur untuk membuat game ini,”seloroh Widyanto.

Sumber: surabaya.tribunnews.com/2014/12/12/ditawar-publisher-china-belum-dilepas